Dalam pesan singkatnya yang dikirim via Whatsapp, Desri Nago SH menjelaskan oknum wartawan Roni ingin berkoordinasi kepada gudang tersebut, dengan disertai embel-embel. Ia juga bercerita bahwa di daerah Muara Enim Ia mendapatkan jatah dari tiga tempat yang berbeda.
Mendengar apa yang disampaikan Roni, Desri Nago SH yang berprofesi sebagai Advokat ini memberikan jawaban tegas dan mempersilahkan jika ingin memberitakan atau menulis berita tersebut karena berita BBM ilegal tidak asing lagi di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Ogan Ilir.
“Saya sudah sering menyampaikan didalam pemberitaan yang sudah dimuat di berbagai media online bahwa itu hak saya kalau mau mengambil secara individu, baik kuasa secara individu di dalam maupun di luar pengadilan, terkait klien saya mau usaha apa. Silahkan menulis, cuman harus profesional dalam pemberitaan,” Terangnya, Sabtu (18/01/2025).
“Jadi tulisan yang dituliskannya terkait gudang BBM ilegal salah satunya di Ogan Ilir ini, Ia ingin meminta jatah, Ia juga bercerita bahwa di Muara Enim Ia mendapat jatah dari salah satu gudang milik oknum Roni namun sekarang tidak ada lagi jatah,” Imbuh Desri Nago
Terkait BBM Ilegal, Desri Nago sangat mendukung pers untuk bersikap profesional dalam pemberitaan, kontrol sosial, namun jangan mengharapkan sesuatu (uang) yang ujung-ujungnya akan menulis berita, mengirim rilis jika tidak mendapat jatah.
“Ada istilahnya akan menaikkan beritanya kalau tidak mendapat sesuatu, jadi saya menilai pemberitaan tersebut tidak profesional hanya berlatarbelakang harus ada embel-embel seperti tulisan yang diterbitkannya di salah satu medianya,” Bebernya.
Desri mempersilahkan kepada wartawan yang ingin melakukan kontrol sosial, karena sebelum menjadi advokat, Ia juga seorang aktivis dan media.
“Saya tidak munafik, saya bukan orang yang sangat bersih, tidak luput dari kesalahan di lapangan dan kekhilafan. Saya tidak munafik, seperti yang sudah saya katakan berulang-ulang, janganlah kita sok bersih padahal seperti ulat yang menumpang hidup di batang yang busuk,” Ungkapnya.
Lanjut Desri menuturkan Bahwa bukan hanya Roni yang bisa menulis, wartawan lain pun bisa menulis dan siapapun bisa menulis berita. Maka dari itu profesional lah dalam bekerja, dalam berkontrol sebagai seorang Jurnalis.
“Saya menilai bahwa Roni ini tidak profesional, kalau anda menulis kami pun bisa menulis. Saya mengakui diri saya profesional, saya seorang advokat kalau mau ngambil klain individu ya itu hak saya yang sudah diatur dalam undang-undang advokat. Terkait klain saya mau usaha apa itu haknya, dia sudah tahu resikonya. Saya katakan kalau mau berkontrol, mau aksi, saya siap mendukung karena saya berprofesi sebagai aktivis, bahkan jika mau jumpa pers saya pun siap, mari kita sama-sama habiskan semua. Bukan berarti saya orang yang bersih, orang yang tidak berkehidupan di lapangan yang tidak mengerti persoalan BBM ilegal di provinsi di Sumatera Selatan ini,” Pungkas Desri. (Rilis)